Baca Juga
Malang - Pasti Aswaja - Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan maraknya konflik antara Wahabi dan NU di kalangan masyarakat bawah. Ia menilai hal itu adalah sesuatu yang aneh karena sebenarnya baik NU maupun Wahabi sepakat akan kebolehan bertawasul.
Menurutnya, baik NU maupun Wahabi sepakat akan kebolehan tawasul. Ia membuktikan hal itu dengan mengutip apa yang terdapat dalam kitab KH Hasyim Asy’ari yang menjelaskan tentang sudut pandang yang sama antara KH Hasyim dan Ibnu Taimiyah dalam masalah tawasul.
“Aneh saya rasa jika ada eker-ekeran antara NU dan Wahabi soal tawasul. Dalam salah satu kitabnya “At-Tambihat al-Wajibat” karya Mbah Hasyim dikatakan bahwasanya sama dengan Ibnu Taimiyah berpendapat tentang kebolehan Tawasul,” katanya dihadapan sekitar 200-an mahasiswa.
“Saya heran, mengapa Wahabi yang ada di Indonesia ini mengugat NU yang bertawasul,” tambahnya.
Selanjutnya, ia menegaskan bahwa konflik yang sering terjadi antara kaum Wahabi dan NU lebih didasari kesalahpahaman dan tiadanya saling pengertian. Dan juga karena pengaruh-pengaruh dari luar.
Dalam Kesempatan ini, Kiai Ali Mustafa Ya’qub menjadi salah satu dari 4 (empat) pembicara lainnya dalam seminar tersebut. Pembicara yang lain adalah KH M Tolchah Hasan, Mustasyar PBNU yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Unisma, KH Syukran Makmun, Pengasuh Pesantren Darur Rohman Jakarta dan Syaikh Ibrahim Sulaiman An-Naghaimsyi mewakili Atase Keagamaan Saudi Arabia. (fiq / nu.or.id)
0 comments:
Post a Comment