Baca Juga
Cirebon - Pasti Aswaja - Pada sebuah
kesempatan, dalam ceramahnya, Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah
Al-Bahjah, Cirebon ditanya mengenai Wahhabi: apakah Wahhabi secara aqidah sudah
murtad atau tidak? Apakah masih bisa dikatakan sebagai orang Islam? Dan
bagaimana sikap kepada Wahhabi?. Berikut penjelasan Buya Yahya :
******
Permasalahan Wahhabiyah. Didalam kelompok Wahhabiyah banyak
kesesatan-kesesatan yang sangat luar biasa. Diantara kesesatan secara
global mudah mengkafirkan dan membid'ah orang lain tanpa kompromi. Artinya
belum pernah dibuka sebuah diskusi yang baik, akan tetapi mereka di balik
keputusan dan fatwa-fatwa mereka menyesatkan.
Bahkan kadang mengatakan kafir. Dari sini adalah
keluar dari manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah yang sesungguhnya karena manhaj
Ahlussunnah wal Jama'ah adalah manhaj Tahqiq, tidak akan mudah mengkafirkan
atau membid'ahkan, tidak akan semacam itu. Dari sisi itu, kesesatan. Belum lagi
kalau kita rinci, dan bukan disini tempatnya. Itu harus dibahas khusus.
Jadi dikelompok
Wahhabiyah, mereka itu sesat karena mereka mudah menyesatkan dan mengkafirkan
orang lain. Dan masalah ini adalah, kita juga pernah terjadi obrolan beberapa
dari mereka, mereka tetap mengukuhkan bahwa tawassul syirik, dan sebagainya.
Padahal sudah dijelaskan gamblang, waktu di depan kita juga ngangguk-ngangguk,
tapi setelah keluar masih saja. Artinya menunjukkan bahwa di dalam aqidah mereka
itu mudah mengkafirkan. Bukan masalah tawassul saja, itu salah satu contoh.
Kemudian, disaat kita menemukan kelompok yang mereka
itu dari kaum muslimin, kok mereka mempunyai kesesatan-kesesatan, Jangan serta
merta dihubungkan dengan agama lain, apakah Yahudi atau Nasrani, atau Amerika,
tidak, bukan seperti itu cara kita.
Bisa saja kesesatan itu muncul dari dalam
mereka, karena pemikiran-pemikiran mereka yang dikelabui oleh setan sehingga
sesat. Terpengaruh, iya, akan tetapi jangan langsung dikatakan bahwasanya ini adalah
memang upaya-upaya Yahudi masuk ke orang Wahabi kemudian merusak, tidak seperti
itu caranya.
Yang jelas sesat sudah, terlepas apakah ada
pengaruh Yahudi dan sebagainya. Intinya adalah kalau kita melihat kelompok
bahwa mereka memiliki kesesatan, kita anggap kesesatan itu, kesesatan itu saja
yang paling penting. Jangan berkata bahwasanya ini adalah susupan dari Yahudi
dan sebagainya. Tidak usah kita katakan yang semacam ini.
Karena kalau kita tuduh semacam itu, kasian
mereka, malah mereka tidak sadar-sadar. Mereka tinggal bantah "nggak, kami
tidak mengambil dari Yahudi kok. Ini pemikiran dari guru-guru saya",
mereka akan ngomong begitu. Akan tetapi kita ingin membuka hati mereka, mata
mereka, yuk kita diskusikan. Memang itu pemikiran dari dirimu, kelompokmu,
aqidahmu, akan tetapi yuk didiskusikan.
Tetapi kalau kita katakan, pemikiran dari Yahudi,
mereka katakan "tidak, kami benci Yahudi, kami memerangi Yahudi",
bahkan alangkah mudahnya bagi mereka untuk menolak "bagaimana kami bisa
bersama Yahudi, sedangkan Yahudi musuh kami". Jadi tidak usah dihubungkan
dengan Yahudi.
Memang ada kelompok dari Ahlussunnah wal Jama'ah
Asy'ariyah menghubung-hubungkan antara Wahhabi dengan Yahudi, memang ada
keputusan-keputusan mirip iya, akan tetapi kita mau mengatakan mereka seperti
Yahudi, tidak. Kita cukup katakan mereka itu sesat.
Kemudian, masalah apakah mereka keluar dari
Iman? kita tidak mudah mengatakan orang itu kafir, kecuali terang-terangan
mereka. Kalau masih dengan ta'wil, dengan alasan-alasan, paling banter kita
katakan mereka itu sesat. Termasuk masalah tajsim (menjisimkan Allah) yang ada
pada mereka, pada hakikatnya Mujassimah telah keluar dari iman, tetapi mereka
dikatakan Mujassimah pun karena ta'wilan, salah didalam memahami ayat-ayat
al-Qur'an, maka kita tidak mengatakan mereka itu kafir. Ingat ya! kita tidak
mengatakan mereka itu kafir. Adapun kesesatan, ada. (fiq / muslimedianews.com)
0 comments:
Post a Comment