Baca Juga
Pamekasan - Pasti Aswaja - Website Kementerian Agama RI Jawa Timur
sebagai portal resmi pemerintah setempat memiliki peran penting dalam
memuat konten positif seperti gagasan perdamaian antarumat beragama,
toleransi atas perbedaan di dalam agama, dan muatan positif lainnya.
Namun disayangkan website Kemenag Jatim memuat panduan sembahyang yang
menganulir amaliyah ratusan tahun nahdliyin.
gambar: muslimedianews.com |
Portal Kemenag Jatim
secara eksplisit memojokkan amaliyah warga NU dalam rubrik ‘DATA’.
Dalam rubrik ini, portal Kemenag Jatim memuat makalah berisi Dalil dan
Gambar Gerakan Sholat Sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah karya Ustadz Achmad
Rofi’i Lc M Mpd.
Pada sub rubrik ‘PANDUAN SHOLAT’, dikatakan secara jelas, “Dan tidak perlu melafadzkan ‘Usholli….’ melalui mulutnya, akan tetapi niat tersebut cukup digerakkan dan disengajakan oleh hatinya bahwa dia akan sholat.”
Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) H Syaifullah Amin menyayangkan hal ini bisa terjadi di lingkungan Kemenag RI Jatim. Terlebih lagi Jawa Timur merupakan salah satu basis terbesar warga NU. Ini cenderung melukai rasa beragama warga NU.
“Mestinya Kemenag RI harus adil dan menghargai pendapat orang lain. Bahkan adil juga dalam menyiarkan pendapat lain melalui fasilitas kementerian,” kata H Amin, Kamis (11/6) malam.
Terutama karena pendapat mayoritas adalah yang memperbolehkan membaca ‘usholli’ sebelum takbiratul ihram. Pendapat mayoritas ini perlu ditenggang.
H Amin menegaskan bahwa kejadian ini harus dijadikan pelajaran oleh pihak Kementerian Agama RI di manapun agar tidak terulang. Atas kasus ini, pihak Kemenag RI perlu lebih berhati-hati memuat konten-kontennya agar lebih bersikap adil sebagai portal pemerintah dan tidak membuat keresahan di masyarakat.
Pada sub rubrik ‘PANDUAN SHOLAT’, dikatakan secara jelas, “Dan tidak perlu melafadzkan ‘Usholli….’ melalui mulutnya, akan tetapi niat tersebut cukup digerakkan dan disengajakan oleh hatinya bahwa dia akan sholat.”
Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) H Syaifullah Amin menyayangkan hal ini bisa terjadi di lingkungan Kemenag RI Jatim. Terlebih lagi Jawa Timur merupakan salah satu basis terbesar warga NU. Ini cenderung melukai rasa beragama warga NU.
“Mestinya Kemenag RI harus adil dan menghargai pendapat orang lain. Bahkan adil juga dalam menyiarkan pendapat lain melalui fasilitas kementerian,” kata H Amin, Kamis (11/6) malam.
Terutama karena pendapat mayoritas adalah yang memperbolehkan membaca ‘usholli’ sebelum takbiratul ihram. Pendapat mayoritas ini perlu ditenggang.
H Amin menegaskan bahwa kejadian ini harus dijadikan pelajaran oleh pihak Kementerian Agama RI di manapun agar tidak terulang. Atas kasus ini, pihak Kemenag RI perlu lebih berhati-hati memuat konten-kontennya agar lebih bersikap adil sebagai portal pemerintah dan tidak membuat keresahan di masyarakat.
tapi setelah Pasti Aswaja dan beberapa situs Aswaja lainnya membuka situs milik kemenag itu, postingan tersebut sudah dihapus. (fiq / nu.or.id)
0 comments:
Post a Comment