Baca Juga
![]() |
Karena keahlian Mbah Sholeh Darat sebagai ahli tasawuf (selain keahlian di banyak bidang lain), beliau dijuluki Imam Al-Ghazali-nya Jawa. Sebab semua kitab karyanya selalu mengutip ajaran tasawufnya Imam Al-Ghazali. Dan memang beliau sendiri menyebut bahwa karya-karyanya itu memetik dari kitab tasawuf Al-Ghazali.
Kebiasaan beliau usai mulang (mengajar) ngaji adalah menulis. Mengarang kitab. Mbah Sholeh di dalam kamar, duduk di lantai menghadapi meja. Dengan penerangan lampu teplok, lembar demi lembar kertas beliau goresi dengan pena tutul dengan tinta Bak buatan China. Menuliskan gagasan atau ulasannya di atas kertas itu. Tinta yang diwadahi sebuah cupu kecil berbahan tembaga itu terbuat dari larutan batang Bak dengan air yang dicampuri minyak wangi. Menurut banyak narasumber, minyak yang dipakai adalah Misik. Terbukti di kitab tulisan tangan asli Mbah Sholeh Darat yang sampai kini masih terjaga dan disimpan oleh cicitnya, bau wangi Misik masih terasa jika dibuka lembaran-lembarannya.
Diriwayatkan, saat sedang tekun menulis kitab, suatu malam ada seorang tamu berbusana model Arab. Berjubah dan bersurban. Oleh para santri, tamu itu disalami lantas disuguhi minum wedang. Kemudian diantarkan bertemu Mbah Sholeh di ruang pribadi beliau. Kata perawi cerita ini, saat itu beliau sedang menulis kitab Munjiyat: Methik Saking Ihya Ulumiddin.
Si santri pun kembali ke ruang depan lalu menghabiskan minuman sang tamu yang masih tersisa. Lalu mereka kembali ke langgar untuk nderes pengajian pelajarannya. Mereka mendengar sayup-sayup pembicaraan kiainya dengan sang tamu yang berbincang dalam bahasa Arab. Suara keduanya terdengar, tapi isi pembicaraan kurang jelas karena jarak dan dipisahkan dinding kayu di dalam ruangan.
Saat malam telah larut, sang tamu pamit pulang. Mbah Sholeh nguntapke (mengantarkan) sampai serambi rumahnya. Usai melambai di halaman langgar, si tamu itu melangkah ke arah jalan besar. Lantas menghilang di kegelapan malam.
Para santri yang penasaran lantas bertanya kepada gurunya:
“Itu tadi siapa, kiai? Rasanya belum pernah datang ke sini,” tanya seorang santri senior yang tadi menyuguhi wedang.
“Itu tadi Imam Al-Ghazali. Beliau merestui kitab yang kutulis,” jawab Mbah Sholeh kalem.
“Lhoh. Subhanallah. Masya Allah. Bukankah Imam Al-Ghazali sudah wafat ratusan tahun lalu?” ujar mereka takjub sambil bertanya-tanya.
“Ya itulah karomah beliau. Mari kita berdoa tawassul kepada Imam Al-Ghazali agar ilmu kita diberkahi,” pungkas Mbah Sholeh seraya menyuruh santrinya kembali ke langgar.
disadur dari muslimoderat.com
Amalan Pelaris Mencari Barang Hilang Menarik Pencuri Dll[ BANYAK DI BACA ]
ReplyDeleteAmalan Surat An-Najm Ayat 58[ BANYAK DI BACA ]
Amalan Untuk Menarik dan Melancarkan Rizqi - [ BANYAK DI BACA ]
Cara Mendapatkan Informasi Ghaib[ BANYAK DI BACA ]
Cara Mengobati Gangguan Jin - [ BANYAK DI BACA ]
Cara Merubah Batu Jadi Emas Intan Dan Permata[ BANYAK DI BACA ]
Do'a Dzikir Rajah Kodam Wassyamsi Waduhaha[ BANYAK DI BACA ]
Doa Dzikir Asma Jabarut [ BANYAK DI BACA ]
ILMU CARA MENUNDUKAN JIN - [ BANYAK DI BACA ]
Ilmu Ampuh Mendatangkan Hajat[ BANYAK DI BACA ]
Ilmu Cara Tawasul Pendek [ BANYAK DI BACA ]
Ilmu Memanggil / Menarik Orang Kembali [PUTER GILING] - [ BANYAK DI BACA ]
Ilmu Merubah Kertas / Daun Jadi Uang[ BANYAK DI BACA ]
Ilmu Merubah Kertas Jadi Uang[ BANYAK DI BACA ]
Khodam Malaikat Dari Do'a Basymakh Isa A.S
Kumpulan Do'a,Dzikir,Wirid Dll